Home » , , » Mau Lolos SBMPTN? Ikut Bimbel Sambil Dikarantina Dulu

Mau Lolos SBMPTN? Ikut Bimbel Sambil Dikarantina Dulu

Bimbel SBMPTN

DEPOK - Bimbingan Belajar (Bimbel) Lavender merupakan Bimbel terobosan para dosen Universitas Indonesia (UI). Bimbel Supercamp (Karantina) mengklaim menjadi Bimbel yang terbaik untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lewat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Bimbel ini memiliki konsep yang berbeda dengan bimbel pada umumnya. Mereka memiliki konsep karantina bagi pesertanya sebelum menghadapi ujian SBMPTN.
Saat ini sedikitnya ada sekira 40 peserta yang mengikuti program tersebut dikarantina dari mulai 27 April 2014 hingga 30 Juni 2014. Bimbel Lavender juga masih membuka pendaftaran.

"Kita masih buka pendaftaran ada juga peserta dari Belanda, Sekolah Indonesian Netherland ikut program kita. Kenapa dikarantina karena ini strategi kami bagaimana mengurangi eror, kalau bimbel yang biasa kan pulang pergi spending transportaasi. Belajar di bimbel lalu sampai rumah malah tidur jadi enggak efektif, kami stay di Wisma Makara UI, pengajar dosen UI, alumni UI, ITB, UGM, dan ada binglas atau kakak pembimbing kelas mahasiswa UI," kata Brand Manager Lavender Bayu Sutrisno.

Bayu menuturkan bahwa pembimbing kelas dapat menjadi fasilitator juga antara siswa dengan orang tua. Bayu mengklaim Bimbel Lavender mampu menghasilkan kelulusan siswa masuk ke PTN dengan jumlah tertinggi.

"Tahun lalu 86 persen siswa Bimbel Lavender diterima PTN. Ada 9 PTN favorit, diantaranya UI, ITB, ITS, UNAIR, Universitas Brawijaya, dan lainnya. Tahun ini target 100 persen. Jadwal selama dikarantina bangun tidur, olahraga, sarapan, belajar sampai jam 12.30, lalu ishoma, tidur siang. Habis itu jam sampai jam 17 sore belajar lagi, jam 17 istirahat jam 19 ada diskusi malam," katanya.

Keunikan lainnya, Bimbel Laveder juga menyuguhkan latihan outbond bagi siswa mereka setiap pekan hingga tour the campuss. Pekan pertama, outbond dilakukan dekat jembatan Texas di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI.

Dimulai dari pembagian kelompok kemudian siswa diajak bermain Bola Naga dan Sarung Neng Ana, hingga Panjang Bingits. Tujuannya selain untuk menciptakan kesenangan bagi siswa tentu mengajarkan bagaimana peserta mempertahankan dan melindungi diri serta mencari strategi kekompakan.

Kepala Akademik Lavender Dewi Aryanti mengatakan outbon di minggu pertama ini membuat para siswa yang semula asing dan tak kenal satu sama lain menjadi mudah beradaptasi hingga bersama selama dua bulan. Masalah yang kerap dihadapi para siswa adalah sulitnya menahan kerinduan kepada orang tua dan kampung halaman.

"Karena itu fungsinya ada bimbingan kelas (binglas), kalau ada masalah sama dirinya, teman, lalu bisa curhat, lalu ada training motivasi. Biasanya mereka kangen keluarga, rutinitas di rumah, namun kami memperbolehkan mereka gunakan handphone. Setiap tahun pasti selalu berbeda, karena karakter anak - anaknya pasti berbeda," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar